Sejarah Madura nih sobat!
Travelista – Madura, tentu tidak lepas dari empat wilayah kabupatennya, Yakni Bangkalan, Sampang, Pamekasan, dan Sumenep. Namun, siapa yang tahu jika wilayah Pamekasan pernah menjadi Ibukota di Pulau Madura?
Selain dikenal dengan “Kota Batik”-nya Pulau Madura, Kabupaten Pamekasan juga pernah dinobatkan menjadi Kabupaten Pendidikan. Hal ini dibuktikan dengan banyaknya lembaga pendidikan yang berada di wilayah tersebut. Predikat tersebut dianugerahi oleh M. Nuh pada akhir tahun 2012 lalu, sejak saat itu Kabupaten Pamekasan dikenal sebagai “Kabupaten Pendidikan” dari Pulau Madura. Berikut ulasan sejarah yang berhasil Travelista rangkum :
Sekitar tahun 1705 – 1706, VOC (Verenigde Oost Indische Compagnie) sebagai organisasi dagang Internasional dari Belanda telah berhasil menguasai beberapa wilayah Madura yakni Pamekasan, dan Sumenep, Lama kemudian pada tahun 1743 Wilayah Bangkalan dan Sampang berhasil dikuasai juga. Setelah penguasa silih berganti, pada tahun 1857 Empat wilayah tersebut ditetapkan sebagai wilayah “Karesidenan Madura”
Karesidenan Pulau Madura terdiri dari tiga kelompok pulau, pertama Pulau Madura dan sekitarnya, kedua Pulau Sapudi dan Kangean disebelah Timur Madura, ketiga Pulau Solombo dan Pulau Bawean di sebelah Barat Laut Madura.
Pada Abad 19 , Pemerintahan Hindia Belanda memberdayakan kelebihan dan kekuatan warga lokal demi mencari keuntungan. Iming-iming gelar kebesaran oleh pihak Hindia Belanda menjadi format legitimatif tersendiri bagi para kolonial. Gelar Sultan diberikan oleh pihak Kolonial kepada Raja Sumenep pada tahun 1825, Raja Pamekasan di tahun 1830, Raja Bangkalan di tahun 1847 diberi gelar Panembahan.
Tahun 1858 , Madura dire-organisasi kembali menjadi dua Karesidenan, Madura timur dengan Ibukota Karesidenan di Pamekasan dan Madura Barat dengan Ibukota Karesidenan di Bangkalan, dengan masing masing Karesidenan dikuasai Oleh Belanda. Dan pada 1858 memutuskan untuk menghapus Kerajaan Pribumi dan Kerajaan Pamekasan menjadi bagian dari Karesidenan dari struktur birokrasi Kolonial, dan pada tahun 1883 dihapuskan Kerajaan Sumenep, dan berikut Kerajaan Bangkalan pada tahun 1885.
Sebab Pamekasan menjadi Ibukota di Pulau Madura yaitu Wilayah Pamekasan sendiri dijadikan wilayah residen Belanda. Pihak Belanda pun sendiri menempatkan asisten residen masing – masing di dua kerajaan lain yaitu Bangkalan dan Sumenep, yang mana hanya dianggap sebagai Kabupaten biasa. (Naufal)