Travelista – Perayaan imlek saat ditunggu oleh etnis Tionghoa. Bisa disebut sebagai hari besar bagi etnis tersebut. Perayaan yang jatuh tanggal 12 Februari ini bisa ditandai dengan turun hujan sebelum imlek. Tetapi jika imlek sudah lewat hujan turun pun sudah mulai berhenti.
Imlek tahun ini memang berbeda dengan sebelumnya, tahun kemarin masih bisa merayakan dengan seperti biasa namun tahun ini karena adanya pandemi covid 19 semua berubah. Beberapa Etnis Tionghoa merasa sedih, hari yang ditunggu-tunggu tidak bisa dirayakan seperti sedia kali.
Nah disini Travelista melakukan liputan wawancara ke beberapa Etnis Tionghoa merayakan Imlek dalam keadaan seperti ini.
1. Sebagai seorang Tionghoa, bagaimana Anda menyikapi makna di balik sio Kerbau Logam di tengah pandemi Covid-19?
Jadi gini, sio kerbau yah. Nahh kerbau itu melambangkan kerja keras. Kalau tikus kemarin itu tahun pandemi yah setahun.
Jadi kerbau melambangkan kerja keras, mudah mudahan tahun ini terlepas dari covid itu.
Sikap mereka gimana dalam kondisi pandemi ?
Ya otomatis, kita kan sudah tahu tuh, kebijaksanaan yang dibuat pemerintah, suasana clvid bagaiaman bisa mencegah, supaya pandemi ini tidak meraja lela. Proyokol kesehatan, jaga jarak.
Bagi saya pribadi dan sebian family menyikapi tetap mengikuti peraturan pemerintah, artinya jangan ke wihara ‘ya jangan ke wihara’ terus yabg namannya sembayang kita bisa sembayang dimana saja. Karena prinsipnya kalau mereka punya wihara pribadi dirumah, bagi mereka yang enggak, bisa sembahyang menghadal timur, menghadap depan pintu, jadi yang punya ibadah itu bisa dimana saja. Tapi kalau ada kesempatan lebih bagus, ke wihara. Karena wihara tempat kita berkumpul. Berkumpul beesama bertukar pikiran, mendapatka ceramah di wiahara.
2. Apa yang akan dilakukan bila pesimisme akibat Covid-19 masih akan terjadi 1 tahun mendatang?
Kita ambil pesismismennya aja, kalau masih terjadi.
Jadi kita harus tahu, selalu kita di dengung dengungkan bahwa kita jaga imun imun kita, kedua berdoa, jalankan protkol dengan baik.
Jadi harus kita jalankan, kalau saja memang terjadi setahun yang akan datang. Termasuk dalam sio kerbau ini kita harus bekerja keras, memang harus bekerja keras dan harapan saya enggak sampai setahun ini bisa selesai, apabila seluruh dunia memang sudah di vaksin ini keliatannya cukup efektif, artinya berlomba lomba secepatnya menggalangkan vaksin ini.
Jadi harapan saya kalau melihat sionya, jangan terlalu pesimis, mudah mudahan
Perayaan Imlek 2021 ini tidak dapat dilakukan dengan leluasa, tidak bisa bertemu dan bergumul dengan sanak saudara.
3. Bagaimana agar pemaknaan Imlek tidak berkurang meski berlangsung di tengah situasi pandemi Covid-19?
Itu lah ada negatif ada positif nya, covid terjadi kita lihat, farmasi kita ada kemajuan yang lebih pesat. Adannya zoom, Demikian juga saya melihat, justru selama ini sebelum ada pandemi ini kita kadang kadang familly kita yabg ada di amerika di hongkong, kita engga bisa ketemu.
Seperti tadi pagi saya bisa ketemu, berkumpul bersama bercerita bersama dengan saudara saya yang ada di amerika, jadi kita berkumpul disitu. Kita berkumlul keluargannya lewat zoom. Ada positif dan negatifnya, tidak mengurangi maknanya. Justru hari ini jauh lebih banyak dibanding tahun sebelum sebelumnnya, justru malahan zoom itu kita sibuk aja kumpulnkeluarga, cuma untuk makan makan memang cuma saya keluarga saya. Ber 4 atau 5 makan dirumah.
Artinya kebersamaan tetap terjaga yah?
Tetap terjaga, pagi ini merasakan lebih. Meski hanya tatap muka, tapi kita bertemu saudara saya dari yang luar negeri.
4. Bagaimana menjaga kebersamaan dengan sanak saudara?
Tetap terjaga, pagi ini merasakan lebih. Meski hanya tatap muka, tapi kita bertemu saudara saya dari yang luar negeri.
5. Apa saja perbedaan signifikan antara perayaan Imlek sebelum dan di tengah Covid-19?
Kalau kita melihat, sebelum ada pandemi keramaian terlihat. Ada barongsai dan lain lain. Sekarang keliatannya sepi, adem adem aja diluar, gitu aja.
Yang penting makna imlek itu menjaga hati kita, bagaimana kita cinta dengan negara kita negara indonesia ini. Salah satu nya mematuhi protokol kesehatan.
Kita tau, setiap orang dirawat covid biayanya tidak murah.
6. Apa hikmah yang secara pribadi bisa Anda petik dari perayaan Imlek yang serba tidak leluasa ini?
Akan lebih banyak, memperkuat iman kita kepada tuhan. Selama kita hiduo dalam generasi kita, mwrasakan virus ini membuat ekonomi sampai ambruk, secara global. Virus ini membaut aktivitas secara normal. Virus mengambil nyawa orang banyak.
Dengan adannya kejadian ini, hikmah yang bisa diambil memperkuat kita kepada tuhan yang maha esa. Memang ada yang mebagtur sesuatu yang ada di dunia ini. Yang kita sebut tuhan maha esa.