Travelista – Tahukah kamu, bahwa peretasan dan pembajakan akun WhatsApp kembali merajalela di Tanah Air kita. Hal ini disebabkan oleh para hacker yang dengan gampangnya merebut akun WhatsApp milik orang lain.
Sebagai informasi, Aplikasi WhatsApp merupakan aplikasi mengirim pesan (messaging) terpopuler yang digunakan oleh 2 miliar user diseluruh dunia dan tersedia di 180 negara.
Kepopularitasan aplikasi ini justru menjadi peluang bagi para penjahat untuk melakukan peretasan terhadap pengguna WhatsApp. Tidak hanya di Indonesia, kejadian ini pun kerap terjadi di negara tetangga, yakni Malaysia.
The Malaysian Communications and Multimedia Commision (MCMC) yang bertugas sebagai regulator untuk komunikasi konvergen dan industri multimedia di Malaysia telah mengeluarkan peringatan kepada masyarakatnya agar lebih waspada.
Hal ini terjadi, karena semakin banyaknya taktik inventif yang digunakan para pejahat dunia maya yang mencoba membajak akun WhatsApp.
Pembajakan akun WhatsApp bisa terjadi jika kamu memberikan enam digit kode verifikasi bersifat one time password (OTP) kepada pelaku. Hal ini bisa menjadi pintu masuk bagi para hacker untuk merebut akun pengguna WhatsApp kamu. Setelah berhasil mendapatkan kode verifikasi hacker akan mengubah nomor telepon terkait dengan akun mereka.
Tak jarang aksi peretasan ini diikuti oleh aksi penipuan dengan modus meminjam uang kepada orang-orang yang ada di daftar kontak korban yang akun WhatsApp-nya diretas.Â
Kasus ini pun pernah dialami oleh Kapolres Bangka Tengah, AKBP Slamet, Ady Purnomo. Ia menjelaskan, modus penipuan dengan bahasa meminjam uang tersebut diawali ketika dia mendapat pesan elektronik untuk aktivasi ulang akun WhatsApp.
Permintaan aktivasi itu pun diikuti oleh AKBP Slamet dengan mengikuti instruksi yang muncul di layar handphonenya. Pada saat ia mengikuti instruksi dan memasukkan kode aktivasi yang terkirim via SMS dan langsung teraktivasi. Setelah itu akun WhatsApp tersebut langsung berpindah ke nomor telepon orang yang tidak ia kenal.
Untuk itu, perlu adanya pemahaman dimasyarakat terkait dengan keamanan data yang bersifat privasi. Kurangnya pengetahuan masyarakat akan pentingnya menjaga infomasi juga perlu ditekankan.
Didalam teori penemuan informasi (Information Seeking Theory), terdapat pernyataan bahwa seseorang akan melakukan penemuan informasi untuk menambah pengetahuan dalam hal pekerjaan, lingkungan serta untuk mengambil keputusan. Apabila seseorang kurang dalam melakukan pencarian informasi akan menyebabkan hilangnya arah dan pengambilan keputusan yang kurang tepat.
Peretasan WhatsApp dapat terjadi juga dikarenakan kurangnya pengetahuan serta pemahaman masyarakat mengenai infomasi kode verifikasi yang sebenarnya tidak diizinkan untuk disebarluaskan kepada siapapun.
Kurangnya pengetahuan masyarakat bukan menjadi masalah utama dikarenakan hal ini difokuskan pada jahatnya tindakan para hacker dalam merebut akun pengguna WhatsApp. Namun, pentingnya penemuan informasi dimasyarakat ini dapat menjadi satu langkah besar untuk mencegah terjadinya peretasan.
Dalam hal ini, terdapat beberapa cara yang bisa kamu (pengguna WhatsApp) lakukan untuk menjaga keamanan akun, yaitu:
1. Gunakan password kamu dengan kuat dan tidak diketahui oleh siapapun.
2.Gunakan metode two step verification, sehingga saat orang ingin ambil alih akun kamu, harus memasukkan PIN dan kode verifikasi.
3.Hindari akses menggunakan WhatsApp web di komputer umum atau komputer milik orang lain.
4.Aktifkan PIN di WhatsApp kamu.
5.Jangan sembarangan meminjamkan ponsel ke orang lain.
6.Perhatikan dan berhati-hati dengan kiriman file yang masuk ke ponsel kamu.
7.Jangan pernah memberitahukan kode verifikasi kamu kepada siapapun.
Jika akun kamu telah dicuri, usahakan untuk segera masuk ke WhatsApp dengan memasukkan kode verifikasi yang diterima melalui SMS. Setelah melakukan hal tersebut, orang yang menggunakan akun akan keluar secara otomatis.
(Rwf/jhn)