Travelista – Pada era serba digital ini kehidupan masyarakat Gen Z tidak terlepas dari pengaruh perkembangan teknologi. Sadarkah akan hal ini?
Revolusi industri 4.0 membawakan kemudahan dalam berbagi informasi dari seluruh dunia. Hal ini memungkinkan hilangnya batas-batas jarak dan karakteristik di setiap wilayah baik di Indonesia maupun dunia.
Penggunaan Teknologi Informasi dan Komunikasi yang kian menjalar di Indonesia mengalami peningkatan yang cukup signifikan dalam lima tahun terakhir. Meningkatnya penggunaan Internet di Indonesia menggambarkan kemudahan akses masuknya informasi yang didapatkan masyarakat Indonesia, hal inilah yang kemudian mempengaruhi para gen Z.
Perkembangan teknologi menyebabkan mudahnya budaya asing masuk ke Indonesia dan menimbulkan perubahan perilaku dan pola hidup masyarakat. Masyarakat lebih memilih budaya asing yang dinilai lebih menarik dibandingkan dengan budaya lokal.
Gaya hidup budaya barat yang dinilai bebas bertentangan dengan norma dan aturan di Indonesia. Pengaruh-pengaruh seperti ini dapat masuk dengan mudah melalui sosial media. Pengguna sosial media didominasi oleh generasi muda yang cenderung labil sehingga para Gen Z belum sepenuhnya mampu menyeleksi pengaruh buruk dan baik yang mereka temukan.
Hal yang dipengaruhi dengan masuknya budaya barat ialah ekonomi, sosial, hingga budaya. Pada aspek ekonomi terasa ketika muncul budaya konsumtif yang disebabkan oleh generasi muda cenderung lebih tertarik pada produk luar dibanding lokal kemudian hal itu menjadi pemantik bagi masyarakat berperilaku konsumtif.
Lalu aspek sosial terasa ketika muncul sifat individualis pada gen Z terlebih ketika gen Z bersosialisasi mereka cenderung sibuk dengan gadgetnya masing-masing. Terakhir aspek budaya, pada aspek ini terasa ketika gen Z sudah mulai meninggalkan budaya Indonesia sendiri kemudian lebih menyukai budaya asing yang menurutnya lebih kekinian, keren, dan membuatnya lebih terlihat stand out.
Dibalik banyaknya hal negatif yang dirasakan terdapat hal positif juga yang bisa kita ambil sebagai masyarakat Indonesia dari masuknya budaya asing, yaitu kita jadi lebih mampu memiliki pemikiran yang terbuka, mengadaptasi etos kerja, hingga coba menghilangkan stigma “jam karet” yang sudah kental terjadi di masyarakat.
Hal yang mampu mengantisipasi terjadinya dampak negatif adalah diri kita sendiri, kita sebagai pribadi yang sudah sadar adanya dampak negatif mampu memfilter apa saja yang perlu diadaptasi dan apa saja yang perlu ditinggalkan.
Dapat diartikan dari artikel yang penulis sampaikan disini bahwa sebagai masyarakat Indonesia adakala-nya kita harus menerima apa yang budaya asing pengaruhi kepada bangsa Indonesia namun jangan sampai terpengaruh pada hal negatifnya karena akan menurunkan eksistensi jati diri bangsa Indonesia itu sendiri.
Penulis : Chelvin Trisna