Travelista – Berjalan kaki adalah aktivitas fisik yang sangat alami dan mudah dilakukan, namun kebiasaan ini tidak selalu menjadi pilihan utama bagi sebagian besar penduduk di beberapa negara. Dalam banyak budaya, mobilitas lebih sering dilakukan dengan kendaraan pribadi, transportasi umum, atau bahkan kendaraan bermotor seperti sepeda motor, mengurangi kecenderungan orang untuk berjalan kaki. Akibatnya, banyak negara yang dikenal memiliki kebiasaan malas berjalan kaki, yang berdampak pada gaya hidup, kesehatan, dan bahkan lingkungan.
Berikut adalah beberapa negara yang dikenal dengan tingkat rendahnya aktivitas berjalan kaki di kalangan warganya, serta alasan mengapa kebiasaan ini berkembang:
1. Amerika Serikat
Amerika Serikat adalah salah satu negara yang memiliki tingkat berjalan kaki yang rendah, terutama di daerah suburbia. Di banyak kota besar seperti Los Angeles, Dallas, atau Phoenix, kebiasaan mengemudi dengan kendaraan pribadi sangat dominan. Banyaknya jalan raya yang dirancang untuk kendaraan bermotor dan jarak yang jauh antara tempat tinggal, tempat kerja, dan pusat perbelanjaan membuat berjalan kaki menjadi kurang praktis.
Faktor Penyebab:
Desain Kota: Di banyak kota di AS, desain kota lebih fokus pada kendaraan pribadi daripada fasilitas pejalan kaki. Jalan-jalan yang lebar, tanpa trotoar, atau trotoar yang tidak ramah bagi pejalan kaki membuat berjalan kaki menjadi tidak nyaman dan tidak aman.
Kebiasaan Mengemudi: Mobilitas dengan kendaraan pribadi dianggap lebih nyaman, cepat, dan efisien, terutama di wilayah suburban yang tidak terhubung dengan baik menggunakan transportasi umum.
Budaya Konsumtif: Masyarakat Amerika cenderung bergantung pada kendaraan untuk hampir semua kegiatan, dari berbelanja hingga bekerja, sehingga jarang melibatkan aktivitas fisik seperti berjalan kaki dalam rutinitas harian.
Akibatnya, gaya hidup yang kurang bergerak ini dapat berkontribusi pada masalah kesehatan seperti obesitas, penyakit jantung, dan diabetes.
2. Kanada
Kanada, meskipun dikenal dengan keindahan alamnya dan banyak kota yang menawarkan ruang terbuka, juga memiliki kebiasaan rendah berjalan kaki. Banyak kota di Kanada, seperti Toronto dan Vancouver, memiliki infrastruktur yang mendukung transportasi berbasis mobil, yang mengurangi motivasi untuk berjalan kaki.
Faktor Penyebab:
Panjang Jarak: Kota-kota besar di Kanada sering kali sangat luas, dengan area yang terpisah antara tempat tinggal, pusat perbelanjaan, dan tempat kerja. Ini menciptakan ketergantungan pada kendaraan pribadi untuk berpindah dari satu tempat ke tempat lain.
Iklim Ekstrem: Musim dingin yang panjang dan suhu yang sangat rendah di banyak bagian Kanada membuat orang enggan untuk berjalan kaki, karena kondisi cuaca yang ekstrem. Salju, es, dan suhu beku bisa sangat menghalangi kenyamanan saat berjalan kaki.
Karena alasan-alasan ini, banyak penduduk Kanada lebih memilih menggunakan kendaraan pribadi atau transportasi umum, yang lebih efisien di negara dengan iklim yang keras.
3. Australia
Di Australia, meskipun kota-kota besar seperti Sydney dan Melbourne memiliki sistem transportasi umum yang baik, kebiasaan berjalan kaki tetap tidak terlalu populer, terutama di luar pusat kota. Seperti di Amerika, kendaraan pribadi sangat mendominasi cara orang berpindah, baik di kota-kota besar maupun di daerah pedesaan.
Faktor Penyebab:
Kondisi Geografis dan Iklim: Australia memiliki iklim yang panas dan kering di banyak wilayahnya. Ini membuat orang lebih memilih menggunakan kendaraan untuk menghindari paparan panas ekstrem. Di daerah pedesaan dan suburbia, jarak yang jauh antara tempat tinggal dan tempat kerja atau fasilitas umum juga mempengaruhi kebiasaan berjalan kaki.
Keterbatasan Infrastruktur Pejalan Kaki: Di banyak daerah di Australia, jalan-jalan dirancang untuk kendaraan bermotor, dan fasilitas pejalan kaki sering kali kurang memadai atau tidak terhubung dengan baik antar kawasan.
Hal ini menyebabkan kebanyakan warga Australia mengandalkan kendaraan untuk mobilitas sehari-hari, meskipun kota-kota besar Australia memiliki potensi untuk mengurangi ketergantungan pada mobil melalui perbaikan infrastruktur pejalan kaki.
4. Arab Saudi
Di Arab Saudi, kebiasaan berjalan kaki juga sangat rendah, terutama di kota-kota besar seperti Riyadh dan Jeddah. Negara ini memiliki cuaca yang sangat panas, terutama selama musim panas, yang membuat orang enggan untuk berjalan kaki, lebih memilih menggunakan kendaraan pribadi atau taksi untuk perjalanan sehari-hari.
Faktor Penyebab:
Iklim Panas: Suhu di Arab Saudi bisa sangat tinggi, mencapai lebih dari 40°C di musim panas, yang membuat berjalan kaki menjadi aktivitas yang sangat tidak nyaman dan berbahaya.
Kebudayaan Mobilitas dengan Mobil: Kendaraan pribadi adalah alat transportasi yang sangat populer di Arab Saudi. Banyak keluarga yang memiliki lebih dari satu mobil, dan mobilitas mereka bergantung hampir sepenuhnya pada kendaraan pribadi. Infrastruktur pejalan kaki di kota-kota besar juga sering kali tidak mendukung.
Fasilitas Umum yang Terbatas: Meskipun beberapa kota besar telah membangun jalur pejalan kaki, transportasi umum seperti bus atau metro yang bisa diakses oleh semua orang masih terbatas.
Kondisi ini menjadikan masyarakat lebih mengandalkan kendaraan pribadi daripada berjalan kaki.
5. Uni Emirat Arab
Seperti Arab Saudi, Uni Emirat Arab (UEA), terutama Dubai, adalah negara dengan kebiasaan malas berjalan kaki. Kota ini sangat modern dan maju, dengan banyak pusat perbelanjaan dan gedung-gedung tinggi yang saling terhubung dengan kendaraan pribadi. Selain itu, cuaca panas yang ekstrem juga memengaruhi kebiasaan berjalan kaki.
Faktor Penyebab:
Iklim Panas dan Kelembapan: Di Dubai dan kota-kota lainnya di UEA, suhu dapat sangat tinggi, dengan kelembapan yang tinggi, terutama di musim panas. Kondisi ini membuat berjalan kaki menjadi aktivitas yang sangat tidak menyenangkan.
Kebiasaan Berkendara: Di UEA, hampir setiap orang memiliki mobil, dan sebagian besar perjalanan dilakukan dengan kendaraan pribadi. Meskipun ada sistem transportasi umum yang berkembang, seperti kereta bawah tanah di Dubai, ketergantungan pada kendaraan pribadi tetap tinggi.
Sebagai hasilnya, meskipun ada upaya untuk memperbaiki infrastruktur pejalan kaki di kota-kota besar, banyak warga UEA tetap lebih memilih berkendara daripada berjalan kaki.
Negara-negara dengan kebiasaan malas berjalan kaki, seperti Amerika Serikat, Kanada, Arab Saudi, dan Uni Emirat Arab, sering kali memiliki infrastruktur dan budaya yang lebih mengutamakan mobilitas dengan kendaraan pribadi. Meskipun faktor cuaca, desain kota, dan kebiasaan sosial berperan besar dalam kebiasaan ini, dampaknya terhadap kesehatan dan lingkungan menjadi perhatian serius. Oleh karena itu, meningkatkan infrastruktur pejalan kaki dan mempromosikan gaya hidup aktif dapat membantu mengurangi ketergantungan pada kendaraan bermotor dan menciptakan lingkungan yang lebih sehat dan ramah.