Kota Medan memang punya daya tarik tersendiri. Selain dikenal sebagai kota terbesar di luar Pulau Jawa dan surga kuliner, Medan juga punya sistem transportasi yang unik: angkot alias angkutan kota. Walaupun sederhana, moda transportasi ini masih jadi urat nadi pergerakan masyarakat dari pusat kota hingga ke daerah pedalaman. Dan menariknya, beberapa angkot di Medan punya rute yang sangat jauh, bahkan bisa menembus kabupaten lain.
Kalau di kota lain angkot biasanya hanya beroperasi dalam radius 10–20 kilometer, di Medan lain cerita. Ada angkot yang menempuh jarak puluhan kilometer, melintasi tiga wilayah administratif sekaligus. Nah, berikut ini lima angkot dengan rute terjauh di Kota Medan yang wajib kamu tahu — siapa tahu nanti kamu tertarik mencoba sendiri perjalanannya.
RMC 120P — Lubuk Pakam – Binjai
Angkot legendaris ini sering disebut sebagai “rajanya jarak jauh” di Medan. Rutenya membentang dari Lubuk Pakam di Kabupaten Deli Serdang hingga Binjai, kota yang berada di sebelah barat Medan. Bayangkan, satu kali perjalanan penuh bisa mencapai 70 kilometer dan memakan waktu 2 hingga 3 jam, tergantung kepadatan lalu lintas. Selama perjalanan, angkot ini melintasi kawasan penting seperti Universitas Sumatera Utara (jalur dekat), Setia Budi, Sunggal, hingga Binjai Timur. Menariknya, walau rutenya sekelas bus antar kota, tarifnya tetap standar angkot — sekitar belasan ribu rupiah. Banyak penumpang setia yang menggunakan rute ini untuk bekerja, kuliah, atau berdagang dari ujung ke ujung.
Baca Juga : Melarikan Diri Sejenak: Tips Nyaman Melakukan Perjalanan
Nitra P24 — Pasar Deli Tua – Tigajuhar
Kalau kamu suka suasana alam dan jalur berliku di perbukitan, angkot P24 ini bisa jadi pilihan menarik.
Rute ini menghubungkan Pasar Deli Tua dengan Tigajuhar, sebuah daerah yang sudah masuk wilayah perbukitan. Perjalanan menempuh jarak sekitar 40–45 kilometer dan bisa memakan waktu lebih dari dua jam jika kondisi jalan ramai.
Penumpangnya kebanyakan warga desa yang berbelanja atau bekerja ke kota, juga anak sekolah yang menempuh perjalanan panjang setiap hari. Jalannya yang berkelok-kelok dan pemandangan hijau membuat P24 sering disebut sebagai rute paling “natural” di Medan. Cocok banget buat kamu yang suka konten perjalanan dengan nuansa pedalaman.
Baca Juga : Kuliner Khas Banten yang Wajib Dicoba: Lezat, Unik, Sarat

KPUM D95 — Diski – Deli Tua
Rute D95 ini menarik karena benar-benar melintang dari barat daya ke selatan Kota Medan.
Dimulai dari Diski di arah Binjai, lalu melewati Medan Sunggal, Padang Bulan, hingga berakhir di Deli Tua.
Kalau ditarik garis lurus, jaraknya sekitar 25–30 kilometer, tapi karena jalanan Medan sering padat, waktu tempuhnya bisa mencapai 1,5 hingga 2 jam.
Rute ini menjadi pilihan utama banyak pekerja dan pelajar yang menempuh perjalanan lintas wilayah tanpa harus ganti angkot. D95 bisa dibilang tulang punggung transportasi karena tidak ada bus besar yang melayani rute searah dengan efisiensi yang sama.
Baca Juga : Trefoil: Harmoni Kopi, Matcha, Cokelat, dan Seni dalam Satu
Amplas – Silindak
Nama “Silindak” mungkin terdengar asing bagi sebagian orang Medan, tapi bagi warga Deli Serdang, rute ini sudah sangat dikenal. Berawal dari Terminal Amplas, angkot ini menempuh perjalanan sekitar 35 kilometer menuju Silindak, melewati wilayah-wilayah pinggiran dengan kondisi jalan yang bervariasi — dari jalan raya mulus hingga jalur menanjak dan berkelok.
Rute ini cukup menantang karena sebagian besar jalanan di daerah Silindak masih sempit dan berbatasan langsung dengan area perkebunan. Tapi justru itu yang membuat perjalanan terasa khas — seperti naik “angkot wisata” versi lokal.
PO Netis — Medan – Tebing Tinggi (via Dolok Masihul & Galang)
Walau secara teknis lebih cocok disebut angkot antar kota, armada PO Netis tetap beroperasi dengan gaya dan sistem seperti angkot. Rutenya dari Medan menuju Tebing Tinggi, menempuh jarak sekitar 80 kilometer, melewati jalur alternatif via Galang dan Dolok Masihul. Perjalanan bisa memakan waktu 3 jam lebih, tergantung kondisi lalu lintas.
Angkot ini sering jadi pilihan warga yang ingin bepergian antar kabupaten tapi ingin biaya lebih murah daripada bus besar. Uniknya, karena bentuknya L300, suasana di dalamnya terasa lebih akrab dan penuh cerita — mirip perjalanan lintas kota di masa lalu. Tapi ada juga yang bentuknya Granmax.
Baca Juga : Daftar Angkot Kota Medan – Cerita ANak Medan
Penutup
Medan layak dijuluki sebagai “surga angkot jarak jauh” di Indonesia. Dari L300 hingga minibus konvensional, semuanya punya cerita dan peran penting dalam kehidupan masyarakat.
Bagi penikmat perjalanan, rute-rute seperti ini bukan cuma sekadar alat transportasi, tapi juga sarana menjelajah karakter kota dan desa yang hidup berdampingan di Sumatra Utara.
Kalau kamu tertarik membuat konten atau sekadar mencoba pengalaman baru, cobalah naik salah satu dari lima angkot ini. Siapa tahu, perjalanan panjang itu justru membuka cerita menarik yang tidak terduga – duga.