Travelista – Membicarakan tentang dunia sepak bola memang tidak akan ada habisnya. Berbagai kalangan baik dari yang muda sampai tua pasti paham dan mengerti olahraga popular satu ini. Selain di gemari oleh kaum  adam, sepak bola juga digemari oleh kaum hawa. Beberapa klub sepak bola di dunia bahkan mempunyai tim yang pemainnya khusus perempuan semua.

Hasil gambar untuk Hennes Weisweiler Academy
sumber foto : line.today

Sekolah sepak bola memang sudah banyak, tetapi di Jerman ada satu sekolah khusus pelatih. Jebolan sekolah ini di prediksi menciptakan pelatih-pelatih bola yang berkualitas dan di acungi jempol. Nama sekolah pelatih tersebut bernama Hennes Weisweiler Academy. Tidak heran jika ketika piala dunia 2014 lalu tim sepak bola Nasional Jerman berhasil menjadi juara setelah berhasil mengalahkan Argentina dengan skor 1-0 di partai final.

Joachim Low

Hasil gambar untuk joachim low
sumber foto : goal.com

Argentina memiliki Lionel Messi pemain terbaik dunia yang berhasil mendapat penghargaan Ballon d’or berkali-kali bisa kalah oleh Jerman. Strategi dan penguasaan boleh timnas Jerman benar-benar sangat cantik bisa mengecoh pergerakan lawan sampai berbuah manis. Keberhasilan timnas Jerman tidak lepas dari salah satu pelatih bernama Joachim Low. Pelatih jebolan dari sekolah pelatih hebat Hennes Weisweiler Academy, menjadi bukti betapa bagusnya sekolah tersebut menciptakan lulusan yang luar biasa.

Tidak hanya bertanggung jawab sebagai pelatih timnas Jerman saja, pelatih jebolan Hennes Academy tersebut berhasil mengkuatkan Bayern Munich di posisi teratas liga Jerman atau Bundesliga. Di pekan berikutnya dia mengawinkan trofi liga Champions dengan dua gelar lainnya.

Luar biasa sekali karier pelatih hasil ciptaan Hennes Academy cukup gila bisa mempunyai strategi cemerlang tidak bisa di pikirkan oleh lawan yang dihadapi. Tidak hanya pelatih Joachim Low saja yang demikian, masih ada beberapa lagi nama pelatih yang wajib di perhatikan. Yaps ada Jurgen Klopp yang saat ini melatih club raksaksa Inggris Liverpool.

Jurgen Klopp

Hasil gambar untuk Jurgen Klopp
sumber foto : skysport.com

Jurgen Klopp sendiri pernah menempuh pendidikan sebagai pelatih di Hennes Weisweiler Academy. Berkat dia akhirnya Liverpool berhasil menjadi juara champions pada musim 2019-2020 sungguh prestasi yang luar biasa. Jurgen Klopp juga ingin memberi prestasi lain lagi tidak hanya liga champions, dia berambisi untuk menjuarai liga Inggris untuk beberapa musim kedepan. Saat ini beliau mungkin bisa di kategorikan sebaai pelatih terbaik abad ini, kontribusi yang cerdas dan strategi jenius dalam membaca pergerakan lawan. Pelatih Jurgen Klopp juga sering mematahkan semangat lawan karena terlalu cape menghadapi rancangan ritme alur pelatih jagoan Liverpool sekarang.

Thomas Tuchel

Hasil gambar untuk Thomas Tuchel
sumber foto : suara.com

Penasaran siapa lagi jebolan Hennes Academy? Jika kalian fans Paris Saint German pasti sudah tidak asing dengan Thomas Tuchel yang sekarang berhasil menduduki kursi pelatihan klub bola tersebut. Prestasi dia mampu meloloskan PSG sampai perempatan final liga champions. Meskipun tidak sampai partai final setidaknya untuk sampai di posisi tersebut sangatlah susah tidak akan  bisa jika hanya memiliki strategi yang biasa saja.

Sepak bola Jerman saat ini sangatlah berkembang, visi dan misi Asosiasi Sepak Bola Jerman yang di jalankan mulus terlaksana. Perombakan sistem sejak awal sampai akhir berbuahkan hasil cemerlang. Sejarah berdirinya sekolah pelatih di Jerman berawal dari sebuah peluang kesempatan karena dulu sangat sulit mencari pelatih yang punya skill baik, sekalinya ada sudah pension tidak produktif lagi melatih. Dari sana lah banyak celetusan-celetusan untuk mendirikan sekolah pelatih. Orang yang ingin mendirikan sekolah mencari dana usaha dari investor dan pengusaha yang ingin membiayai tujuannya, tujuan yang baik berbuah baik. Tidak ada yang sia-sia pada akhirnya.

Sebenarnya banyak sekolah pelatih di Jerman tapi hanya Hennes Weisweiler Academy yang terbukti bagusnya. Hennes Academy sendiri didirikan pada tahun 1947, sebelum Jerman membentuk Bundesliga. Pengamat sepak bola Jerman selalu meramal kedepannya bahwa tidak hanya mengandalkan pemain saja untuk menang tapi pelatih juga yang menciptakan irama di lapangan agar bisa menang mencetak gol yang banyak.

Hasil gambar untuk Hennes Weisweiler Academy
sumber foto : docplayer.net

Selama pendidikan di Hennes Weisweiler Academy tidaklah mudah, di sana belajar dari akar sampai jantung sepak bola. Seperti membina pemain-pemain muda bagaimana mengontrol emosi ketika di lapangan, mengembangkan taktir permainan di lapangan sehingga tidak ketebak oleh lawan, menjaga psikologis tim agar menjaga ritme permainan sehingga taktik yang dijalankan mulus, membedah statistik pemain dan tim lawan, membaca permainan lawan agar mudah di patahkan strateginya, menjaga kekompakan pemain dan masih banyak lagi. Menciptakan pemain baru yang berlaga sampai bisa jadi pemain bintang itu berkat hasil kerja kerasa pelatih secara tidak sadar, arahan dan masukannya memotivasi pemain untuk lebih semangat mencapai hasil yang sempurna.

Untuk masa pelatihan di Hennes Weisweiler Academy juga tidak cepat, butuh waktu sekitar 815 jam pendidikan untuk menjadi pelatih dengan lisensi UEFA. Padahal lisensi UEFA sendiri untuk menjadi pelatih professional hanya membutuhkan 240 jam masa pendidikan. Sepak bola Inggris saja memberikan waktu 256 jam. Tiga kali lipat masa pendidikan di Hennes Academy sangat berat dan sabar menghadapi semua tantangan yang ada ketika pendidikan.

Sejatinya diantara sekolah pelatih yang lain, Hennes Weisweiler Academy berada di posisi pertama terbaik saat ini. Untuk sekedar informasi untuk bisa masuk Hennes Academy setidaknya tidak gampang. Pertama usia minimal 24 tahun, kedua memegang lisensi UEFA A, ketiga kemampuan berbahasa inggris yang baik verbal maupun non, keempat mantan pemain di kasta tertinggi sepak bola, kelima memiliki koneksi yang berpengaruh terhadap sepak bola level nasional.

Hasil gambar untuk Hennes Weisweiler Academy
sumber foto : dfb.de

Semua itu hanya syarat, nanti di seleksi lagi dari beberapa kriteria tersebut sebanyak 80 orang lalu ada tes lagi selama 3 hari untuk mengambil 24 orang saja yang di terima. Perlu di ingat sekolah ini hanya menerima 24 orang saja selama pendidikannya tidak bisa di tambahkan lagi, gunanya untuk mencari bibit pelatih berkualitas. Mental yang di bentuk sangat kuat guna memiliki prinsip tegas terhadap apa yang mesti di kerjakan. Pembentukan sifat kepemimpinan tercipta secara mendasar. Seorang pelatih harus bisa memerintah tim bolanya sesuai prosedur arahan dia sendiri.

Jerman beruntung karena menjadi tempat dari sekolah pelatih terbaik di dunia. Akademis dan system pendidikan yang sulit tidak sia-sia akan hasil kerja kerasnya seorang pelatih lulusan sana. Sepak bola Jerman sangat antusias melakukan pembaharuan terus menerus hingga sekarang.

Nama-nama pelatih hebat tercipta disana, memiliki tanggung jawab besar, segi pendapatan berlimpah, di percaya memegang tim hebat di sana. Selain itu semua Jerman mendukung penuh agar generasi baru yang ada mendapat kepercayaan dan kesempatan yang ada kedepannya.

Semoga regenerasi di Jerman sana bisa di tiru oleh beberapa generasi muda di Indonesia. Contoh yang sangat-sangat baik untuk bisa mencapai sepak bola di Negara kita maju kedepannya. Sesulit apapun pencapaian seseorang pelatih disana hasilnya sama sekali berbuah manis. Proses panjang sulit menghabiskan banyak waktu sesuai dengan yang ada saat ini.

Travelista.id

Previous articleRokumGue Tempat ‘Ngopi’ dengan Pola Hidup Sehat Ala Pandemi Covid-19
Next article5 Fakta Mengejutkan Kazakhztan, Negara Kelahiran Kekasih Fiki Naki (Dayana)