Travelista – Akibat dampak pandemi Covid-19, seorang mantan pramugari plat merah, Meitry harus menerima pil pahit. Lantaran dirinya tidak lagi diperpanjang menjadi seorang Pramugari. Namun pihak maskapai hingga saat ini belum memanggilnya kembali sebagai pramugari.

Meski Meitry tak lagi menjadi pramugari. Dirinya tak pantang menyerah hingga akhir Meitry membanting stir sebagai penjual lontong sayur.

Untuk mengetahui lebih jauh mengenai pramugari yang berjalan lontong sayur, Travelista.id menemui pemilik lontong tersebut, Meitry.

Perempuan berusia tahun 24 itu merupakan salah satu pemilik dari Lontong sayur ku. Lokasinya ini  di Jalan raya Kutabumi Pasar Kemis, Kabupaten Tangerang.

Saat disambangi, terlihat lapak yang bertuliskan Lontong Satu Ku. Ketika itu dirinya dengan patner jualannya sedang melayani para konsumennya.

Meitry menceritakan awal mulanya dirinya bisa berahli profesi menjadi penjual lontong sayur. Selain karena tidak diperpanjangnga menjadi pramugari, ia mengatakan bahwa passion keluarganya adalah pembisnis.

“Karena (awalnya) papah aku juga pembisnis ibu aku juga pembisnis. (jadi) mungkin ada darah juga disitu. Sebelumnya juga, pas belum jadi pramugari. Aku suka jualan, karena jualan itu udah jadi passion aku, ” ujar Meitry saat ditemui di lokasi, Sabtu (17/5/2021).

Selain itu, Meitry juga menjelaskan mendapatkan hikmah, meski dirinya tak lagi menjadi seorang pramugari. Pasalnya ketika dirinya menjadi seorang penjual lontong sayur. Ia mengaku seperti lebih memiliki waktu banyak dengan keluarga.

“(hikmahnya) Kalau pramugari kan, engga punya waktu udah jarang ketemu keluarga. (tapi) kalau jualan lontong ini jadi banyak diem di rumah, lebih sering ketemu keluarga,” Kata Meitry sambil tersenyum.

Sambil mengucapkan keringet, Meitry mengatakan tidak merasa malu dengan profesinya saat ini. Bahkan meski dirinya harus panas-panasan dan berbanding terbalik ketika menjadi pramugari.

“Gak masalah sih panas-panasan. Jadi menurut aku itu resiko ya. Sesuai profesi ku ynag sekarang. Mau, enggak mau harus turun langsung, ” ucapnya.

Menjelang adzan magrib, Meitry kedatangan pembeli ibu-ibu yang berasal dari Kutabumi menggunakan sepeda motor. Mereka membeli 3 dengan harga per porsinya 10 ribu.

Meitry menjelaskan bahwa pembeli Lontong Sayurnya buatannya bisa berasal dari mana saja.  Bahkan Ia mengaku omzetnya selama sebulan mencapai Rp 50 juta.

“Sehari itu kita bisa menghabiskan 300 lontong. Sebelum bulan puasa bisa lebih, kalau dihitung sebulan omzet nya bisa 50 juta,” katanya.

Namun saat di bulan puasa hingga saat ini, pendapatannya menurun mencapai 30 persen. Hal ini terjadi karena jam buka lapaknya lebih sedikit dibandingkan sebelum bulan Ramadhan.

“kalau di bulan puasa ini, dari pukul 16.00 WIB hingga pukul 23.00 WIB, (sementara itu) kalau sebelum bulan puasa jam 06.00 WIB hingga 11.00 WIB, (terus) pukul 16.000 WIB sampai 23.00 Wib, ” ucapnya.

“Kalau hari biasa bisa 300 (lontong sayur) , Paling kalau bulan puasa sekitar 200-250an, ” sambungnya.

Sejarahnya Resep Lontong Sayur

Meitry menerangkan bahan-bahan yang digunakan yakni anten lontong sayur, kacang, terus kuah Kari, bawang goreng.
Ia juga mengatakan ada varian topingnya telur, ayam dan gorengan.

Dalam kesempatannya ia bercerita mendapatkan resep ini dari nenek yang berasal dari Bandung, Jawa Barat. Lalu, turun ke orang tuanya hingga akhirnya diajarkan kepada dirinya.

“Aku umur 7-8 tahun, aku masih SD. Karena kan setiap lebaran itu kita kumpul di rumah nenek dan selalu masakin buat lebaran, ” imbuhnya.

“ini kaya resep turun temurun, jadi pas nenek aku udah gak ada, mama aku udah dikasih resepnya. Jadi aku itu tahu dari mama yang diturunin lagi ke aku, ” sambungnya

Meitry mengungkapkan bahwa dirinya dengan rekan lainnya berencana akan membagi-bagikan makanan gratis. Namun ia mengaku belum mengetahui akan dilaksanakan kapan.

“iyah ada rencana (membagi-bagikan takjil) tapi belum tahu di hari apa yang pas. sebelum kita sering lakukan jumat berkas. (tapi) kalau bulan puasa masih bingung, ” tutupnya

Previous articleTidak Sampai 12 jam, ini dia Negara dengan Waktu Puasa Tercepat di Dunia
Next articleTak Setinggi Everest, 4 Gunung ini Terkenal Hingga ke Surga