Travelista – Siapa yang tidak mengenal Rizky Billar dan Lesti Kejora? pasangan muda yang sedang ramai-ramainya diperbincangkan di kalangan masyarakat. Pasalnya mereka dapat menghebohkan dunia maya.

Video yang diunggah akun TikTok @shantiazza berhasil menarik perhatian warganet hingga 1,4 juta penonton dan menuai tanggapan dari para netizen. Hal ini terjadi setelah video yang berdurasi satu menit ini menampilkan sekelompok emak-emak yang melakukan nobar dan mengadakan syukuran lamaran pasangan Lesti Kejora dan Rizky Billar.

Seperti layaknya pesta pada umumnya, emak-emak ini menggunakan kebaya dan kain bawahan berwarna merah muda yang seragam. Selain itu, adanya makanan seperti tumpeng hingga kue-kue memeriahkan acata tersebut.

Sebagai informasi, lamaran Lesti Kejora dan Rizky Billar sendiri di selenggarakan di kawasan Lembang, Jawa Barat, minggu (13/6/2021) sore, acara yang di siarkan live di Indosiar ini berjalan dengan hikmat dan dipenuhi rasa bahagia di kedua belah pihak.

Peristiwa yang terjadi seperti yang dilakukan emak-emak tersebut bukanlah hal yang pertama kali terjadi, peristiwa ini sering terjadi pada dewasa ini banyak faktor yang menyebabkan hal seperti itu terjadi.

Didalam Teori Kultivasi ini merupakan hal yang mungkin terjadi, pada asumsi teori ini dijelaskan bahwa televisi membuat cara masyarakat berfikir dan berinteraksi.

Selain itu ketika kita semakin sering dan semakin lama terpapar televisi semakin kuat juga kecenderungan kita menyamakan realitas sosial dengan tayangan televisi.

Hal tersebut tergambarkan pada peristiwa emak-emak yang mengadakan nobar dan sykuran tersebut.

Emak-emak itu telah termasuk dalam kategori heavy viewer dan telah terpapar tayangan televisi yang menyebabkan kecendurangan menyamakan realitas sosial akibat telalu sering melihat berita terkait hubungan asmara antara Lesti Kejora dan Rizky Billar di televisi.

Menikmati tayangan televisi memang merupakan sebuah hiburan bagi beberapa orang.

Kendati demikian, alangkah baiknya kita memberikan batasan durasi kita menonton televisi. Agar terhindar dari dampak buruk televisi yang salah satunya adalah terpapar tayangan telivisi sehingga membuat kita mempercayai tayangan televisi sebagai realitas di kehidupan sehari-hari.

Penulis: Rangga Tri Wijaya

Previous articlePPKM Darurat, Kapasitas KRL Dibatasi 50 Persen
Next articleTerkikisnya Identitas Sosial Generasi Milenial Akibat Pengaruh Korean Wave