Travelista, Jakarta – Berdasarkan sumber dari Wikipedia, Gunung Papandayan merupakan gunung api strato[2] yang terletak di Kabupaten Garut, Jawa Barat tepatnya di Kecamatan Cisurupan. Gunung dengan ketinggian 2665 meter di atas permukaan laut ini terletak sekitar 70 km sebelah tenggara Kota Bandung.

Pada Gunung Papandayan, terdapat beberapa kawah yang terkenal. Di antaranya Kawah Mas, Kawah Baru, Kawah Nangklak, dan Kawah Manuk. Kawah-kawah tersebut mengeluarkan uap dari sisi dalamnya.

Topografi di dalam kawasan curam, berbukit dan bergunung serta terdapat tebing yang terjal. Menurut kalisifikasi Schmidt dan Ferguson termasuk type iklim B, dengan curah hujan rata-rata 3.000 mm/thn, kelembaban udara 70 – 80 % dan temperatur 10 °C. (https://id.wikipedia.org/wiki/Gunung_Papandayan)

Perjalanan dimulai dari Jakarta, tepatnya di terminal Kampung Rambutan pada hari Jum’at malam. Dengan susah payah team mendapatkan armada untuk menuju ke Terminal Guntur, maklum kami malakukan perjalanan ketika weekend dimana semua pendaki dengan banyak tujuan akan berkumpul di terminal tersebut.

Cukup dengan ongkos hanya 55k/orang saja para pendaki sudah bisa mendapatkan tiket menuju ke terminal Guntur. Perlu diketahui, jika Anda sudah berada di terminal Guntur akan ada beberapa Gunung yang bisa Anda tuju diantaranya yaitu, Gunung Papandayan, Gununng Cikuray dan Gunung Guntur.

Namun dalam perjalanan kali ini team bertujuan ke Gunung Papandayan yang konon katanya salah satu Gunung yang sangat cocok untuk pemula, mungkin karena titik pendakian awal sampai ke camping ground yang tidak terlalu jauh namun tetap akan membuat kaki pendaki pegal-pegal.

Semenjak dikelola oleh swasta, kondisi Basecamp sangat berubah, salah satunya yang cukup mencuri perhatian adalah kolam renang pemandian air panas. Namun adanya peningkatan dan penambahan fasilitas tentu akan berdampak kepada biaya izin masuk atau acap kali disebut oleh para pendaki Simaksi.

Disarankan untuk para pendaki agar jangan melakukan pendakian diatas jam 1 siang karena pada jam-jam tersebut asap putih yang berasal dari beberapa kawah belerang di jalur pendakian yang akan cukup menganggu konsentrasi dan beracun jika terhisap banyak.

Para pendaki rata-rata akan camping atau mendirikan tenda di camping group Pondok Saladah, tapi jangan salah karena masih terdapat tempat mendirikan tenda diantaranya Huber Hood (bekas benteng).

Pada malam hari sebut saja team JS yang terdiri dari 4 laki-laki dan 3 perempuan memilih untuk mendirikan tenda di Huber Hood.

Bersambung…

Jangan Pernah Ngeremehin Gunung yang Satu ini! Berani? Part 2

Travelista

Previous articleAntisipasi Genangan di Landasan, AP II Siapkan Pompa Penyedot Air
Next articleMisteri Gunung Galunggung yang Bikin Semua Orang Penasaran