Travelista – Taukah kamu, pada tahun 2020 Komnas Perempuan mencatat ada 181 kasus pelecehan seksual yang terjadi. Meskipun dalam CATAHU 2020 Komnas Perempuan menyatakan adanya penurunan jumlah kasus dari tahun 2019, tetapi hal ini masih perlu menjadi perhatian.
Belum lama ini kasus pelecehan seksual Kembali ramai di perbincangkan masyarakat. Salah satu konten kreator Tanah Air yang sedang naik daun, Gofar Hilman dituding melakukan pelecehan seksual.
Berawal dari tulisan salah satu pengguna twitter @quweenjojo yang menyatakan bahwa dirinya di lecehkan secara seksual oleh public figure dan secara terang-terangan ia menyertakan nama Gofar Hilman dalam pernyataan tersebut, Selasa (8/6/2021) malam.
Kronologis kejadian
Niat awalnya membuat video untuk kebutuhan Instagram, ia justru menerima perlakuan yang tidak menyenangkan dari Gofar pada saat itu.
Dalam cuitannya ia mengatakan bahwa Gofar memasukkan kedua tanggannya dari atas dan bawah ke bagian-bagian sensitif nya. Tidak hanya perilaku Gofar Hilman, tetapi beberapa laki-laki yang menyaksikan kejadian tersebut justru mendukung hal yang dilakukan Gofar.
Dalam akun twitter pribadinya (@quweenjojo) mengatakan bahwa ia mengalami pelecehan seksual pada tahun 2018 silam.
Percobaan untuk speak up mengenai hal ini pernah dilakukan dalam postingan Instagram miliknya namun, postingan tersebut karena mendapat umpan balik yang kurang mendukung.
Setelah percobaan speak up yang tidak membuahkan respon positif, ia mencoba kembali dan mendapat banyak dukungan dari orang-orang sekitarnya. Tidak sepenuhnya mendapat dukungan, beberapa orang beranggapan bahwa pelecehan tersebut terjadi karena penampilannya yang terbuka.
Niat awalnya membuat video untuk kebutuhan Instagram, ia justru menerima perlakuan yang tidak menyenangkan dari Gofar pada saat itu.
Dalam cuitannya ia mengatakan bahwa Gofar memasukkan kedua tanggannya dari atas dan bawah ke bagian-bagian sensitif nya. Tidak hanya perilaku Gofar Hilman, tetapi beberapa laki-laki yang menyaksikan kejadian tersebut justru mendukung hal yang dilakukan Gofar.
Berimbas pada bisnis
Akibat dari kasus ini bukan hanya nama Gofar Hilman yang tercemar namun, berimbas pada bisnis makanan yang didirikannya oleh beberapa rekannya yaitu Lawless Burgerbar.
Lawless sendiri cukup dikenal oleh banyak masyarakat terutama di kalangan anak muda. Kebanyakan konsumen lawless dan masyarakat luas mengetahui bahwa Gofar merupakan salah satu pendiri sekaligus pemilik dari Lawless.
Adanya kasus pelecehan seksual yang terjadi pada Gofar tentunya mempengaruhi peforma pasar Lawless, sehingga pihak Lawless harus mengambil kebijakan tegas menanggapi hal tersebut. Gofar secara resmi didepak dari Lawless melalui postingan akun twitter @lawless_jkt.
Klarifikasi Gofar Hilman
Setelah menghilang selama dua minggu Gofar muncul dan membuat klarifikasi dalam bentuk video yang diunggah ke akun Youtube dan IGTV miliknya. Dalam video tersebut Gofar membantah tuduhan bahwa ia telah melakukan pelecehan seksual.
Gofar pun telah mencari bukti video, foto dan juga saksi yang melihat kejadian tersebut namun hasilnya nihil. Gofar juga bependapat bahwa cara berinteraksi, bertutur kata, dan berpenampilan dalam membuat konten menjadi alasan atas tuduhan tersebut.
“Jadinya wah cocok banget nih, Gofar pasti melakukan hal ini. Karena gue sangat fit the profile. Stigma pelecehan seksual itu kayak cocok banget sama gue gitu. Itu nggak fair buat gue,” ungkapnya.
Gofar merasa di fitnah dan siap menempuh jalur hukum karena tuduhan tersebut merupakan pencemaran nama baik. Namun, Gofar juga menerima usulan cara lain dalam menyelesaikan kasus tersebut.
Kekuatan media massa dalam mempengaruhi masyarakat
Dari kasus pelecehan Gofar Hilman kita dapat melihat bahwa media dapat mempengaruhi pandangan masyarakat terhadap seseorang hanya dengan sebuah tulisan yang di posting di sosial media.
Seperti penjelasan teori jarum hipodermik, dimana media massa sifat komunikasiinya satu arah namun, mempunyai pengaruh yang cepat di masyarakat.
Banyak masyarakat berasumsi negatif terhadap Gofar Hilman akibat postingan yang dilakukan oleh perempuan tersebut.
Padahal tulisan yang di unggah oleh pihak korban tidak menyertakan bukti kuat untuk mendukung tulisannya namun, masyarakat secara cepat menyimpulkan bahwa hal tersebut memang benar adanya.
Setiap Individu menggunakan media untuk tujuan dan kepentingan tertentu seperti yang dijelaskan pada use and gratification theory. Dalam kasus ini pihak korban hanya ingin menceritakan apa yang ia alami.
Korban memilih twitter sebagai media untuk menyampaikan keresahannya terhadap perilaku yang dilakukan oleh Gofar Hilman.
Tentunya tujuan korban dalam menggunakan sosial media untuk menyampaikan suaranya adalah untuk meminta dukungan dari khalayak.
Saat ini media sosial menjadi salah satu platform yang efektif untuk mempengaruhi dan meminta dukungan khalayak luas. Selain gratis jangkauan yang berikan sosial media sangatlah luas dan tak terbatas.
Maka, sebaiknya sebagai pengguna media sosial masyarakat bisa lebih bijak lagi dalam memilih informasi yang akan di konsumsi dan tidak mudah percaya dengan apa yang di sediakan media.
Penulis: Melitania Pangestuti